HONG SAU : "Aku adalah Dia"

Teknik Hong Sau, seperti yang telah diketahui oleh kebanyakan pemuja, bukanlah teknik yang diciptakan Yogananda beberapa dekade yang lalu. Ini adalah teknik kuno, dan telah dipraktekkan oleh para yogi yang tak terhitung jumlahnya selama ribuan tahun, seperti juga Kriya Yoga dan teknik Aum.

Hong Sau, juga, bukanlah sesuatu yang Yogananda pelajari dari Sri Yukteswar. Dia mempelajarinya dari beberapa yogi lainnya, dan kemudian memasukkannya ke dalam ajaran Kriya-nya. Itulah sebabnya jalur Kriya lainnya tidak berlatih Hong-Sau. Apa yang dipikirkan Sri Yukteswar tentang penambahan baru ini? Dalam sebuah surat kepada Yogananda, yang dikutip dalam Autobiografi Yogi, dia berkata: "Melihat metodemu dalam chanting/nyanyian/japa mantra afirmasi, getaran yang penyembuhan, dan doa penyembuhan ilahi, aku tidak dapat menahan diri untuk tidak berterima kasih kepadamu dari hatiku." Sri Yukteswar tentu saja mengungkapkan apresiasi yang sama untuk teknik Hong-Sau, jika tidak, Yogananda tidak akan pernah mengajarkannya.

"Hong-Sau" adalah pengucapan bahasa Bengali dari mantra Sansekerta, "Hamsa," atau "Hansa." Setidaknya begitulah biasanya dijelaskan. Atau "Hong Sau" mungkin bukan hanya bahasa Bengali? Siapa yang tahu bagaimana "Hamsa" diucapkan di zaman kuno! Swami Vivekananda pernah memiliki vision/pandangan waskita tentang para rishi kuno yang membacakan mantra Sansekerta, dan mengatakan bahwa suara itu terdengar sangat berbeda dari cara mereka dinyanyikan hari ini. Yogananda menulis di Autobiografi-nya: "Ham-sa (diucapkan hong-sau) ..." Dengan kata lain, dia hanya menyatakan bahwa Ham-sa benar-benar diucapkan "Hong-Sau." Apakah dia seorang fanatik Bengali, atau ada beberapa pengetahuan yang lebih dalam dari itu yang dimilikinya?

Hong Sau, kita katakan, datang kepada kita dari masa lalu yang sangat jauh. "Hamsa" (Hong-Sau) sudah ditemukan di Veda tertua, Rig Veda (1550 SM, dan sebelumnya itu telah di transmisikan secara lisan). Ini menunjuk pada Tuhan yang tertinggi. Ini juga terdapat dalam tulisan suci yoga untuk Diri (atman). Hamsa berasal dari kata-kata Sanskerta "Aham-Sa", yang secara harfiah berarti “Aku adalah Dia.”

Hamsa (Hong-Sau) dijelaskan dalam kitab suci yoga kuno sebagai suara dari nafas halus itu sendiri: masuknya prana ke dalam tubuh menyebabkan suara "ham", penyemburan prana dari tubuh terdengar "sa". Karena itu tubuh itu sendiri telah secara otomatis membacakan suara mantra ini 21.600 kali sehari. Suara spontan ini dikenal luas sebagai "Mantra Ajapa" (mantra yang tidak diketahui), atau "Ajapa-Gayatri," (Mantra Gayatri yang tidak diucapkan), atau hanya “Hamsa-Mantra."

Dalam otobiografinya Yogananda juga menyatakan: "Ham-sa (diucapkan hong-sau) adalah dua kata syair suci Sansekerta yang memiliki hubungan dengan getaran napas masuk dan keluar. Aham-Sa secara harfiah adalah ‘Aku adalah Dia.' “

Yogananda menggambarkan suara mantra ini sebagai yang "sakral." Teks-teks kuno menyetujuinya. "Gheranda-Samhita" menginstruksikan untuk melafalkan suara kuat ini terus-menerus, sampai pada suatu keadaan yang dimuliakan.

"Aham", ketika diucapkan dengan bentuk mantra sebagai "Hong," menjadi mantra bija (biji), bergetar saat penarikan nafas. Getarannya sesuai, seperti yang diajarkan dalam yoga, naik melalui jalur aliran di nadi ida. "Sa" menjadi "Sau" dalam bentuk mantra, dan bergetar saat pembuangan nafas, dan turun melalui jalur aliran nadi pingala.

Teknik kuno "Hong-Sau" dimaksudkan untuk membawa yogi menuju ketenangan mental, membantunya menarik energinya ke dalam, dan untuk membawanya secara alami menuju keadaan berkurangnya nafas. Dalam keadaan berkurangnya nafas getaran dua kali lipat "Hong" dan "Sau" digabungkan menjadi satu getaran maha hadir yang tunggal, Aum.

Beberapa Guru dan kitab suci tidak mengajar "Hong-Sau," tapi "So-Ham." Ada juga, di India beberapa yogi mengajarkan versi Sansekerta nya "Hamsa." Semua tradisi perlu dihormati, namun para murid Yogananda harus mempraktekkan apa yang Guru mereka ajarkan. Jika pemujanya berpikir, "Mungkin versi Sansekerta asli, atau versi terbalik “So Ham”, akan menjadi cara yang lebih baik untuk berlatih," yah, dia mungkin tidak memiliki pemahaman dasar tentang pemuridan.

Dan jika, di sisi lain, dia berpikir, "Aku harus mengubah mantra orang lain menjadi Mantra Guru-ku yang lebih baik,”” lagi-lagi beberapa pemahaman tampak hilang.

Tentang simbolisme kuno Hamsa / Hong-Sau: "Hamsa" secara tradisional diterjemahkan sebagai "angsa," (walaupun secara harfiah berarti angsa), yang dalam kitab suci India kuno adalah kendaraan Brahma, Jiwa Agung. Angsa juga dikatakan memiliki pengetahuan suci Brahma. Hamsa yang terbang melambangkan pelarian dari siklus samsara (kelahiran-kematian/reinkarnasi). Angsa juga hidup di atas air namun bulunya tidak dibasahi olehnya, demikian pula "Hong-Sau-Yogi" belajar untuk hidup di dunia material ini (maya), sementara tidak tersentuh oleh semua ilusi, godaan, dan jebakannya. Dengan "Hong-Sau" kita memperkuat pengamat yang tak tersentuh di dalam diri. (Jiwa adalah sang pengamat, Yogananda telah menulis.)

Sebagai simbol diskriminasi, angsa putih dianggap memiliki kemampuan untuk memisahkan nektar soma sejati dari campuran susu dan air.

"Parama-hamsa" melambangkan "angsa tertinggi," yogi tertinggi, makhluk yang telah terbebaskan. Ya, Yogananda menulis namanya "Paramhansa," dan sepertinya kita harus menghormati pilihannya. "Parama-hamsa" bisa, untuk kesenangan, juga diterjemahkan sebagai “Hong-So tertinggi," yang berarti “Aku adalah Dia yang tertinggi."

HONG-SAU vs SO-HUM

Pertanyaan :

Saya merasa nyaman menggunakan metode "SO" (inhalasi) "HUM" (exalation) dalam meditasi saya. Tapi Shri. Yoganandaji telah memberikan metode Hong - Su. Saya ingin saran Anda apa yang harus saya lakukan. Terima kasih untuk waktu dan bimbingan Anda.

-Vidyanand Kale, USA

Menjawab : 

Dear Vidyanand,

Jawaban atas pertanyaan Anda akan tergantung apakah Anda sudah atau berharap menjadi murid Paramhansa Yogananda. Jika Anda memang muridnya, maka akan sangat bijaksana jika Anda mempraktikkan teknik ini, sama seperti bagaimana dia mengajarkannya.

Yogananda mengajarkan teknik konsentrasi yang kuat ini dengan mantra Hong-Sau. Hong (berarti "aku, larut ...") pada saat menarik nafas, dan Sau (yang berarti "Aku adalah Dia atau Jiwa") bersamaan dengan saat membuang nafas.

Arti penuh keseluruhan mantra adalah: "Aku mempersembahkan diri ego kecilku ke dalam Diri Ilahi ku yang lebih tinggi/Higher Self.”

Ini bukan soal mantra yang benar atau apakah Anda merasa lebih nyaman dengan menggunakan SO-HUM daripada Hong-Sau sebagai mantra Anda. Ini adalah soal memperdalam penyelarasan Anda dengan Sang Guru. Bila kita melakukan yang terbaik untuk mengikuti apa yang telah dia ajarkan kepada kita - bahkan sampai pada detail terkecil, maka berkat yang sangat besar selalu mengikuti.

Berdoalah agar dia membimbing Anda dan membantu Anda untuk tidak menolak perubahan ini. Dia akan melakukannya! Saya pikir Anda akan menemukan, setelah sedikit berlatih dan dengan melanjutkan penyelarasan ke sinar rahmat Paramhansa Yogananda yang kuat, Hong-Sau akan bekerja sangat baik untuk Anda.



sumber : FB Kriya Yoga Nusantara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gita Pembebasan Krisna 2

Gita Pembebasan Krisna 1